Kamis, 19 Agustus 2010

Masjid Istiqlal


Sejarah Singkat Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal adalah Masjid yang terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini sebagai manifestasi ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas curahan karunia-Nya, bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam dapat berhasil memperjuangkan kemerdekaan dan terbentuknya Negara RI. Oleh karena itulah masjid ini dinamakan ISTIQLAL artinya MERDEKA.
Setelah penyerahan kedaulatan dari pemerintah kolonial Belanda kepada Republik Indonesia tahun 1949, maka tercetuslah ide pembangunan Masjid Istiqlal di Jakarta oleh Bapak KH. Wahid Hasyim (Menteri Agama tahun 1950) dan Bapak Anwar Cokroaminoto, yang selanjutnya ditunjuk sebagai Ketua Yayasan Masjid Istiqlal.
Pada tahun 1953 dibentuklah panitia pertama pembangunan Masjid Istiqlal, yang diketuai oleh Bapak Anwar Cokroaminoto. Beliau menyampaikan ide pembangunan Masjid Istiqlal kepada Presiden RI DR. Ir. Soekarno dan ternyata mendapat sambutan hangat, bahkan Presiden akan membantu sepenuhnya pembangunan Masjid Istiqlal.
Pada tahun 1954, DR. Ir. Soekarno oleh Panitia diangat sebagai Kepala Bagian Teknik Pembangunan Masjid Istiqlal, dan sejak itulah beliau aktif dalam kegiatan-kegiatan Masjid Istiqlal antara lain sebagai Ketua Dewan Juri untuk menilai sayembara maket Istiqlal.
Pada tahun 1955, diadakan sayembara membuat gambar dan maket pembangunan Masjid Istiqlal, yang diikuti oleh 30 peserta. Dari jumlah tersebut, ada 27 orang yang menyerahkan gambar, kemudian setelah diadakan seleksi secara seksama. Dewan Juri dan para anggota mengadakan evaluasi, ternyata yang keluar sebagai pemenang ada 5 (lima) peserta yaitu:
a. F. Silaban dengan sandi “Ketuhanan”
b. R. Oetoyo dengan sandi “Istighfar”
c. Hans Groenewegen dengan sandi “Salam”
d. Lima orang Mahasiswa ITB dengan sandi “Ilham”
e. Tiga orang Mahasiswa ITB dengan sandi “Khatulistiwa”
Dari kelima pemenang tersebut, yang disepakati Dewan Juri dan para anggota adalah sandi Ketuhanan dengan arsitek F. Silaban sebagai pemenang.
Pada tahun 1961, diadakan penanaman tiang pancang pertama pembangunan Masjid Istiqlal. Tujuh belas tahun kemudian bangunan Masjid Istiqlal selesai dan diresmikan penggunaannya pada tanggal 22 Februari 1978. Biaya pembangunan Masjid ini dengan dana APBN sebesar Rp 7.000.000.000,00 (Tujur Milyar Rupiah) dan USD 12.000.000 (Dua Belas Juta Dollar Amerika Serikat).

Tanah Dan Bangunan
Luas areal tanah Masjid Istiqlal seluruhnya 9,5 hektar, terdiri dari:
Luas bangunan kurang lebih 2,5 hektar diperuntukkan: Gedung induk dan balkon bertingkat 5 yang dapat menampung kurang lebih 61.000 jamaah. Gedung pendahuluan yang dapat menampung 8.000 jamaah. Gedung penghubung. Teras raksasa luasnya 19.800 M2 yang dapat menampung 50.000 jamaah. Menara setinggi kurang lebih 6.666 cm, dengan diameter 5 m. Luas areal parkir 3,35 hektar dapat menampung kurang lebih 800 kendaraan. Luas halaman/pertamanan 6.85 hektar.
Lantai dasar luasnya 25.000 M2 tertutup dengan marmer, dipergunakan untuk:
Kantor Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) Lembaga keagamaan yang berkantor di Masjid Istiqlal, yaitu:
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat
Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat.
Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan Pusat (BP4) Pusat.
Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI).
Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Tingkat Nasional.
Pusat Perpustakaan Islam Indonesia (PPII).
Terjemah Al Qur’an system 40 jam.
Himpunan Seni dan Budaya Islam (HSBI)
Ikatan Persaudaraan Qori Qoriah Hafizh Hafizhah Indonesia (IPQOH)
Kantor Majalah Tabloid Jum’at.
Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Islam Indonesia (BMOIWI)
Kantor Sekretariat Majelis Ilmuan Muslimah Sedunia Cabang Indonesia.
Ruang Sidang dan dua buah aula, salah satunya berukuran 18 x 24 m.
Ruang tunggu khusus (VIP)
Unit Pelaksana Teknis Masjid Istiqlal:
Pramuka Masjid Istiqlal
Taman Kanak-Kanak Masjid Istiqlal
Perpustakaan Masjid Istiqlal
Koperasi Masjid Istiqlal (KOSTIQ)
Pengajian
Poliklinik Masjid Istiqlal
KBIH Masjid Istiqlal
Luas gedung utama sekitar 1 hektar dengan ketinggian 55,8 m dari permukaan tanah, dapat menampung 16.000 jamaah dengan dilengkapi:
Kubah berbentuk setengah bola dengan kerangka polyhendra eks Jerman Barat dan kontruksi beton bertulang bergaris tengah 45 m. Kubah ditunjang oleh 12 tiang kolom bergaris tengah 2,5 m dilapisi stainless steel, dihubungkan dengan beton ring berukuran 2,4,5 m. Di tengah kubah tergantung sound system seberat 3 ton. Lambang Bulan Bintang terletak di puncak Kubah, terbuat dari stainless steel, dengan tinggi tiang 17 m bergaris tengah 3 meter dengan berat seluruhnya 2,5 ton.
Kaligrafi:
Sebelah kanan lafaz JALALAH (Allah) Sebelah tengah Surat Thaha ayat 14 Sebelah kiri lafaz Muhammad Di tengah-tengah lingkaran kubah lafaz Ayat Kursi dan Surat Al Ikhlas
Daya tampung masjid Istiqlal secara keseluruhan mulai dari lantai I sampai V dan ruang teras kurang lebih 200.000 jamaah. Kontruksi beton bertulang seluruhnya berjumlah 92.292,87 M3 dengan jumlah tiang pancang sebanyak 5.138 tiang. Menara letaknya di sebelah timur dengan ketinggian 6,666 cm melambangkan jumlah ayat-ayat Al Qur’an. Puncak menara dengan ketinggian 30 m dan berat 28 ton terletak di atas tempat azan.
Bedug Masjid Istiqlal terbesar nomer 1 di Indonesia, dengan ukuran sebagai berikut:
Garis tengah bagian depan: 2 m. Garis tengah bagian belakang: 1,71. Panjang: 3 m. Berat: 2,3 ton
Jenis kayu: meranti merah Kalimantan Timur. Umur pohon meranti: 300 tahun
Bedug dibunyikan pada saat menjelang adzan Shalat Jum’at

Prasarana Buat Wisata
Masjid istiqlal memiliki kamar mandi kurang lebih sebanyak 100 buah di samping itu fasilitas tempat wudhlu juga sangat banyak. lokasi masjid sendiri terletak di tengah-tengah kota Sehingga masjid ini betul-betul cocok bagi lokasi transit wisata sebelum para wisatawan melanjutkan untuk berwisata ke segala arah di seputar jakarta.
ticket parkir bagi bus wisata di kenakan sebesar 10.000,- rupiah, tiket kebersihan di kenakan sebesar 10.000 rupiah, namun sangat di sayangkan terkadang pihak keamanaan(security) masjid sering memaksa panitia untuk memberikan uang tambahan bagi security yang besarnya antara RP. 25.000,- sampai Rp. 50.000,-/ bus wisata dengan dalih uang kopi, yang apabila kita hitung dengan jumlah armada bisa berlipat-lipat. hal tersebut sering menjengkelkan panitia wisata karena biaya tersebut tidak di sertai dengan tanda terima, padahal tanda terima biaya yang di keluarkan merupakan bukti pengeluaran bagi kantor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar